Perjalanan Separuh Kerinduan
Haruskah geliat rindu yang kau simpan pada getar dawai hati.
Bening kilau embun dan segaris cahaya pagi.
Membuatmu mesti berhenti pada sebuah titik.
Yang kau namakan tepian sebuah perjalanan panjang.
Kegetiran ini, katamu, melelahkan.
Dan membuatmu kerap terkulai tanpa daya menggapai asa di lereng langit.
Yang telah beku dicekam rindu lalu luruh satu-satu.
Serupa hujan membasahi belantara tak berujung.
Memori yang telah kita pahat rapi pada dinding kenangan.
Adalah rumah tempat kita pulang dan berteduh dari reruntuhan musim.
Kisah cinta yang absurd juga wadah atas segala kegagahan kita.
Untuk tetap bertahan dari bentangan jarak dan waktu.
Pada akhirnya, hasrat itu akan kita titipkan bersama pada bentang bianglala.
Lantas menikmatinya, seraya berucap lirih.
“Jejak itu akan ada disana".
"Dalam keindahan dan kepahitan".
"Dalam kehilangan dan keberadaan".
"Dalam rindu yang menjelma menjadi remah-remah yang jatuh sepanjang perjalanan”.