Cobalah awali suatu hari anda dengan niat untuk memberi, mulailah dari sesuatu yang kecil yang tidak terlalu berharga dimata anda. Mulailah dari bebera uang receh, kumpulakan uang receh yang mungkin tercecer di sana-sini, atau tercecer d kamar mandi yang saat anda mandi terjatuh dan anda berfikir "ahh...! biarin aja cuma lima seratus perak". Coba anda bayangin saat anda berada di sebuah bis kota, lalu datang pengamen bernyanyi memekakan telinga, atau anda sedang berada di mobil ber-AC yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil datang mengetuk-ngetuk meminta belas kasihan. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya, tak perlu banyak pikir, segera berikan sekeping atau dua keping kepada mereka.
Barangkali anda merasa enggan dan kesal, tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankan tak seorangpun mau memurukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang berlatih memberi, mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti. Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda, sesuatu yang bernama itu kasih sayang..
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai ibaratkan kasih sayang dari dalam diri dan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan recehan atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di dalam hati